Google.com |
Jam Terbang Teddy Rusdy bersama L.B. Moerdani dalam menyukseskan intelijen
RI yang tangguh terpaksa harus diberhentikan. Karena L.B. Moerdani disangka
akan mengambil alih kekuasan milik Presiden Soeharto.
“Pada saat intelijen RI sangat kuat, Benny Moerdani diganti. Soeharto
tidak rela ada ‘rumput lain yang tumbuh’. Soeharto tidak ingin ada orang lain
yang bersaing dengannya. Benny Moerdani sadar sebagai seorang Indo, berdarah
Jerman/Belanda dari ibu, dan beragama Katolik, berulang kali bicara, bahwa
dirinya tidak mungkin menjadi Presiden RI,” kenang Teddy Rusdy.
Pada akhirnya Teddy Rusdy menyadari,
kalau jika dia melakukan apapun dengan powerfull maka akan memunculkan iri hati
pada orang lain.
“Benny
Moerdani sudah mengadakan assesment intelijen, jika pada saatnya Kopkamtib
harus bubar. Karena Kopkamtib adalah ekstra struktural. Hanya saja, meskipun
Kopkamtib bubar, tetapi fungsi-fungsinya jangan sampai bubar. Akibatnya
intelijen yang sudah dibangun dihancurkan sendiri,” tegas Teddy Rusdy.
Hal tersebut pun benar terjadi,
karena pada 24 Februari 1988, L.B. Moerdani harus melepas jabatan sebagai
Pangab harus berpindah tempat. Sesuai dengan pilihan sang presiden, maka
terpilihlah Jenderal TNI Try Sutrisno sebagai Pangab.
Sumber :
mantranews.id
Tidak ada komentar:
Posting Komentar