Google.com |
Saat pembajakan pesawat DC-9 Woyla ini terjadi, Teddy Rusdy sebenarnya sudah mengetahui siapa pelaku dalam pembajakan pesawat Woyla ini karena sudah terendus sejak intelijen yang sengaja Teddy Rusdy siapkan tewas.
Seorang intelijen yang tewas tersebut ditemukan pada jam tiga pagi
menjelang pembajakan Pesawat Woyla. Menurut analisa intelijen, Teddy Rusdy
sudah mencurigai sekelompok Komando Jihad Kelompok Iron yang sebelumnya juga
pernah meyerang pos polisi di Cicendo, Bandung, Jawa Barat.
Seperti kata Teddy Rusdy, Intelijen yang solid dan terpusat akan lebih
berguna untuk negara. Karena apapun bunyinya, walaupun hanya sebuah jatum jatuh
bisa terdengar oleh Intelijen. Namun sayang, jam tayang Teddy Rusdy bersama
L.B. Moerdani dalam menyukseskan intelijen RI yang tangguh harus berakhir.
Karena L.B. Moerdani disangka akan mengambil alih kekuasan milik
Presiden Soeharto. “Pada saat intelijen RI sangat kuat, Benny Moerdani diganti.
Soeharto tidak rela ada ‘rumput lain yang tumbuh’. Soeharto tidak ingin ada
orang lain yang bersaing dengannya. Benny Moerdani sadar sebagai seorang Indo,
berdarah Jerman/Belanda dari ibu, dan beragama Katolik, berulang kali bicara,
bahwa dirinya tidak mungkin menjadi Presiden RI,” kenang Teddy Rusdy.
Pada akhirnya Teddy Rusdy menyadari,
kalau jika dia melakukan apapun dengan powerfull maka akan memunculkan iri hati
pada orang lain.
Sumber : mantranews.id
Tidak ada komentar:
Posting Komentar