Google.com |
“Kondur-nya (berpulangnya) Bapak yang begitu tiba-tiba, bisa terjadi
pada siapa saja, tak terkecuali Ibu. Karena itu Ibu tidak mau lagi
membuang-buang waktu, Ji.” Kata Ibu Sri
pada suatu hari ketika seusai mengirimkan doa dan tahlil bersama untuk Bapak
Teddy Rusdy.
Dengan niatnya, pada tanggal 25 April 2019 sebuah prasasti Padepokan
Santri Selogiri “SITI DHUMILLAH” yang diukir dengan cantik diatas batu
berukuran tinggi 170 cm, lebal 140 cm dan tebal 90 cm yang ditanda tangani
langsung oleh Ibu Sri Teddy Rusdy dan sudah diletakkan di depan Pendopo
Pesantren.
Kisahnya tak berhenti disitu, karena ternyata sangat susah untuk mencari
calon pengasuh untuk pondok yang mampu untuk mengimplementasikan visi dan misi
dari Ibu Sri dan juga sang suami Teddy Rusdy. Hingga dua tahun setelah
berpulangnya Teddy Rusdy, Ibu Sri masih merasa banyak hutang kepada beliau.
Sepulang perjalanan sang ibu Sri ziarah dari Konya, Alhamdulillah Ibu
Sri berkesempatan untuk membayarkan hutangnya kepada Teddy Rusdy melalui Habib
Luthfi Bin Yahya di Pekalongan. Akhirnya titik terang pun didapatkan, Habib Luthfi
Bin Yahya atau biasa dipanggil Abah ini melaksanakan aktivitas di pesantren,
dan tak disangka Abah berkenan untuk menjadi Pembimbing di Pesantren Siti
Dhumillah ini.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar